Nama saya Adit Priyo Setyantara, umur 21 tahun. Cerita ini bermula dari
chatting. Suatu malam karena saya merasa suntuk, bosan dan kebetulan
lagi horni berat. Langsung saja saya hidupkan laptop dan mulai chatting.
Saat asik chatting, ada nick “Manly_Atletis_Now” yang menarik
perhatian saya.
Langsung saja saya klik dan kami mulai
mengenalkan diri masing-masing. Singkat kata kami janjian ketemu besok
di MATOS, dan dia bilang dia memakai kemeja putih, jaket hitam dan
celana jeans. Besoknya kami ketemuan, saya kaget setengah mati.
ternyata dia teman ayah saya. Gila..! langsung saja saya menghindar
tapi keburu dia menyapa duluan, ya sudah terpaksa deh dengan muka tebal
dan sedikit merah saya menyapa balik. Namanya Om Danu umur 37 tahun.
Sebenarnya orangnya ganteng dan tubuhnya kekar. Karena setiap saya
mengantar ayah saya main tenis, dia selalu ada di sana. Terlebih
dadanya bidang, kulitnya putih, pokoknya seksi habis. Waktu melihat dia
pertama kali, pandanganku tertuju pada bulu di dadanya yang tersembul
di barisan 2 kancing kemeja yang dilepas. Tubuh saya bergetar dan
kontol saya sedikit bangun. Apalagi sekarang berhadapan langsung sama
orangnya. Wah... pokoknya tidak bisa dibayangkan deh. Saya jadi salah
tingkah berada di hadapan Om Danu, antara bingung, takut dan tidak
percaya bahwa Om Danu adalah yang chatting dengan saya semalam.
Awal obrolan, Om Danu menanyakan kabar ayah saya,
"Papa kamu kok tidak pernah Om liat lagi di lapangan tenis, Dit?"
"Eh... iya Om, belakangan ini papa saya lagi sibuk keluar kota," jawab saya sambil sedikit senyum.
"Ooo..." jawab Om Danu.
Tiba-tiba dia menyeletuk lagi,
"Kamu
suka chatting di room #gim juga yah Dit...? padahal itu room khan
khusus buat gay," belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk lagi,
"Kamu gay juga tah Dit..?"
Tiba-tiba
saja muka saya jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, karena
terlalu syok mendengar kata-kata Om Danu. Tapi setelah menghela nafas,
saya memberanikan diri menjawab,
"Iya Om… Sama kayak Om juga ya," kata saya sambil tersenyum.
"Oooohh..Benernya saya sudah menyangkanya dari waktu kita pertama kali ketemu..kok" kata Om Danu sambil tersenyum.
Karena
di Matos terlalu ramai, jadi saya diajak Om Danu jalan-jalan. Di jalan
kami sempat ngobrol berbagai macam hal dari kuliah sampai kerjaan
sambil nonton TV di mobil. Saat Om Danu merubah channel TV, entah dia
sengaja atau memang salah tekan tombol. Karena yang ketekan malah tombol
AV dan langsung saja muncul adegan dua cowok gay yang sedang ML.
Langsung saja mata saya setengah melotot melihat adegan syur yang ada di
film itu. Tiba-tiba Om Danu memegang paha saya dan bilang, "Dit, kamu
suka ya liat video itu..?"
Setelah beberapa menit kemudian saya jadi agak gelisah, karena alat vital di dalam celana saya mulai berontak ingin keluar.
"Dit, kenapa gelisah?"tanya Om Danu karena melihat saya yang salah tingkah
"Eh.. hmmm...nggak kok Om.." muka saya kelihatan merah dan bicaranya sedikit tersendat-sendat.
"Dit... kamu pernah ngelakuin yang kayak di film itu tidak?" tanya Om Danu sambil menghela nafasnya yang sedikit tidak teratur.
"Belum tuh Om... kenapa?",padahal jujur aku sering melakukan ML ama cowok sebayaku.
Saya tahu maksudnya tapi saya pura-pura tidak tahu saja.
"Pengen tidak kamu ngerasain yang kayak di film itu Dit..?".Tanya Om Danu sambil mulai mengelus bagian dalam paha saya.
Saya hanya bisa tersenyum saja karena masih sungkan sama Om Danu
"Hmmm.. mau Om ajarin..?" kata Om Danu semakin menggoda saya.
"Mau kan Dit..." Tangan Om Danu mulai memegang jendolan kontolku yang memang sudah tegang.
Dada
saya jadi berdebar kencang, dan pikiran-pikiran kotor langsung
mendarat di otak saya.Om Danu tersenyum melihat ke arah celana saya,
"Dit... segitu saja kamu sudah nafsu, sini Om liat, kontol kamu gede apa
tidak sih...?" Om Danu membuka resleting celana saya dan mulai
mengelus kontol saya. Nikmat sekali rasanya, selama beberapa menit saya
merasakan elusan Om Danu. Lalu dia menuntun tangan saya ke arah
kontolnya yang mulai mengeras. Saya langsung membuka resleting celananya
dan terlihatlah kontol Om Danu yang besar dan panjang. Tiba-tiba napsu
birahi mulai menyelimuti kepala saya, dan sedikit demi sedikit kepala
saya di arahkan ke bawah menuju batang kemaluan Om Danu. Dengan
menjulurkan lidah, saya mulai menjilati dan mengulum batang kontol yang
besar berurat itu. Sekilas saya melongok ke wajah Om Danu yang sedang
asyik menikmati kuluman saya. Dia merasa melayang oleh aksi kuluman
mulutku dan sesekali Om Danu kehilangan kendali atas mobilnya. "Dit..
kuluman kamu enak juga yah... Om suka Dit... hmmm... uhhmm..." Om Danu
semakin kehilangan kendali, cepat-cepat saja dia pinggirkan mobil dan
kebetulan tempat itu jarang dilalui orang dan agak gelap.
Setelah
mobil berhenti, Om Danu langsung mengajak saya pindah ke kursi
belakang dan membuka kaosnya. Permainan berlanjut kembali dan menjadi
lebih hot. Kemudian saya remas dadanya yang bidang, sementara tangan
kanan Om Danu memegang kepala saya, sambil sesekali menekan ke bawah,
"Dit...enak.. hhhsss... terusin Dit... lebih dalem lagi..." Permainan
mulutku semakin mengganas sehingga menimbulkan suara yang menambah
birahi, "Cepok cepokk..."suara bibirku beradu dengan batang kemaluan
penuh urat itu. Tiba-tiba Om Danu menghentikan permainan itu dan...
"Dit... sekarang giliran kamu Om puasin.. hmmm..."
Sambil
mengatur nafas, dia segera membuka celana jeans saya, lalu Om Danu
mulai memainkan kontol saya sambil satu tangannya yang lain
mengusap-usap lubang pantat saya dan satunya lagi memainkan putting dada
saya. Saya menggelinjang-gelinjang keenakan akibat aksi kedua tangan
dan kuluman Om Danu tersebut. Ketika lidah Om Danu mulai semakin liar
menjelajahi setiap jengkal area sensitif saya, saya makin terkapar
bagaikan tersengat listrik ribuan mega watt. Apalagi ketika lidah hangat
Om Danu berputar putar menuju ke arah lubang pantat, ubun ubunku
serasa membuncah dan aku makin melengkungkan tubuhku. Lama lidah itu
berputar dan menjejali lubang sensitifku itu. Dan ketika ujung lidah
itu menusuk nusuk lubang anus saya, saya menekan kepala Om Danu sambil
berkata, "Hhmm... enak Om, lebih ke dalam lagi Om.. oooohh..." Rupanya
Om Danu sudah tidak tahan lagi dan langsung saja dia menunggingkan
pantat saya.
Tanpa komando lagi, batang kemaluan Om Danu yang
penuh urat itupun langsung di arahkan ke lubang anusku. Hanya dengan
sekali tekan, langsung "Bless..." kontol itu memasuki rongga anusku
hampir separuh. Karena lubang anusku itu sudah dipenuhi oleh ludah Om
Danu jadinya sangat gampang memasukkan setengah dari kontolnya ke dalam
lubang kenikmatanku. Dan ketika seperempat kejantanan Om Danu masuk,
saya sudah mengerang kesakitan bercampur nikmat, "Hhmm... ooohhh... Dit
punya Om tidak muat di lubang boolmu yah....."
Sedikit demi
sedikit saya turut mendorong pantat saya ke belakang, agar batang itu
bisa menelusup masuk semuanya. Dan diimbangi sodokan pinggul Om Danu,
akhirnya semuanya amblas masuk. Jeritan lirih spontan keluar dari
mulutku, yang semakin lama terasa bagai erangan penuh kenikmatan. Dan
mendengar eranganku itu, Om Danu semakin menjadi-jadi menyodokkan
batang kontolnya lebih cepat dan dalam lagi.
Sambil memainkan
buah dadaku, gerakkan Om Danu semakin mengganas. Dan tentu saja Om Danu
yang sudah berpengalaman itu menjaga ritme goyangannya secara teratur
agar akupun membalasnya dengan goyangan yang erotis. Tiba-tiba tubuh Om
Danu menjadi kaku dan memperlambat gerakannya, dia pegangi pantat saya
sambil menggerakkan kontolnya lebih masuk ke dalam, tetapi tiba tiba
terdiam. Ternyata Om Danu hampir mencapai puncak nikmatnya,
"Oohhh... oohhh... Dit... hmmm...aku mau muncrat" erangnya.
Karena
saya belum mencapai puncak, jadi saya suruh Om Danu menenangkan diri
sebentar. Lalu setelah beberapa saat Om Danu mencabut kontolnya. Kini
aku berbalik arah dan menyuruh Om Danu untuk merubah posisi jadi
miring. Dan Om Danu menurut saja, selintas timbullah ide gila yang
selama ini didamba-dambakan yaitu aku juga ingin memasuki lubang dubur
Om Danu. Aku melumuri batang kontolku dengan ludah dulu agar lebih
licin. Tanpa basa-basi langsung saja saya arahkan kepala kontolku dan
mengambil ancang ancang untuk menancapkan ke lubang dubur Om Danu
berawal kepala kontolku dulu. Tiba-tiba dia kaget, "Dit... kamu mau
masukin lubang dubur Om yah!" Tanpa menghiraukan ucapan Om Danu, saya
langsung masukkan kontol saya seluruhnya ke dalam lubang anus Om Danu.
Memang, lingkar kontol saya tidak terlalu besar, namun panjangnya diatas
panjang rata-rata.
Sesaat Om Danu terhenyak akibat ulah saya,
karena kontol saya mentok dan menusuk ulu perutnya. Namun rupanya Om
Danu begitu menikmati pergantian posisi ini. Saya mengeluarkan kontol
saya dari lubang dubur Om Danu. Lalu dengan sekejap, saya hantamkan
secara keras dan tiba-tiba. Akibat aksiku ini, mulut Om Danu mengerang
dan mengeluarkan suara “Hekkkkk….pelan-pelan Dit. Sakit kalo keras
seperti itu.”. Om Danu mencoba berontak dan berusaha melepaskan tusukan
kontolku di lubang duburnya. Tapi aku berusaha menempel dan
menusukkan kontolku lebih dalam lagi. Akhirnya dia mengerang pasrah.
Setelang lubang dubur itu agak membesar dan terbiasa dengan ukuran
kontol saya, kembali lagi saya mencoba menerobos masuk dengan hentakan
yang keras sekerasnya.
Om Danu kembali mengerang, "Acchh...
ooacchhh..." Kembali saya menghujamkan kontol panjang dengan penuh
nafsu sambil memainkan dan memilin puting dadanya yang keras. Saya
mengerang keenakan seakan-akan kemaluan saya ada yang menyedot dan
menggenggam erat dari dalam, "Acchhh... achhh... enak Om...?" tanya
saya.
"Enak Dit... occchh.. terusin saja...hantam lebih keras lagi"
Aku
menuruti permintaanya, aku cabut dengan tiba tiba lalu aku hunjamkan
dengan keras. Begitu berulang kali aku lakukan dan sampailah pada
akhirnya dari dalam saya merasakan ada yang mau menerobos keluar. Badan
saya bergetar dan keringat menetes. Otot otot terasa lebih kejang dan
tubuh ini terasa melayang layang. Sementara batang kontol saya yang
panjang itu terasa berkedut kedut dan langsung saja saya cabut. Om Danu
membalikkan tubuhnya dan saya arahkan kemaluan saya ke mulut Om
Danu.Sambil membuka mulut, dia terus mengocok kontolnya sendiri,
"Cepetan dong kamu keluarin Dit..arahin ke mulut Om yah",pinta Om Danu.
"Cproot... cproot.."bunyi kocokan terakhirku.
"Oocchhh... sedikit lagi Om.. hhuuu.. aghhhhh..."
Dan
akhirnya puncak kenikmatan datang dan sperma hangatku menyembur masuk
ke mulut Om Danu. Lalu saya kocok lebih keras lagi, hingga semprotan
spremaku yang kedua keluar lebih keras, dan muncrat mengenai muka Om
Danu. Om Danu terkaget, karena semprotan di mukanya ini. Untuk semburan
spermaku yang kedua, mulai aku arahkan lagi ke mulut Om Danu. Tetesan
demi tetesan sperma saya dijilati dan ditelan oleh Om Danu.
Rupanya
Om Danu juga tidak mau kalah. Dia mendorong tubuhku hingga aku
terjengkang ke kursi mobil. Lalu kakiku diangkatnya tinggi tinggi dan
ditaruh di pundaknya. Rupanya Om Danu ingin mengakhiri aksi ini dengan
menyodomiku kembali.
Aku yang baru saja ejakulasi, sekujur
tubuhku melemas dan lebih sensitif. Terasa geli ketika batang kontol
besar nan panjang dan berurat itu mulai diarahkan ke lubang pantatku
kembali. Sekuat tenaga aku menahan rasa geli dan rasa sensitif ketika
inchi demi inchi batang kontol itu menembus lubang anusku kembali.
Keringat dinginku mengucur karena menahan rasa geli bercampur pegal.
Om
Danu terlihat begitu nafsunya menyodok dan menghunjamkan batang kontol
besar itu ke lubang anusku yang merapat karena rasa geli. Wajahnya
nampak lebih garang dan beringas seolah ingin membalas dendam atas
perlakuanku tadi terhadap lubang duburnya. Aku menggigit bibirku sambil
menahan rasa geli yang teramat sangat. Namun sensasi yang aku rasakan
sungguh luar biasa. Tak pernah sekalipun aku merasakan sensasi seperti
ini, walaupun aku telah sering disodomi. Namun disodomi sesaat setelah
aku ejakulasi, sungguh memberikan pengalaman yang tak pernah aku
lupakan seumur hidup. Keringat Om Danu mulai menetesi dada dan mukaku,
saat dengan penuh nafsunya terus memompa dan menggenjoti lubang anusku.
Aku imbangi dengan meremas dan memilin dadanya.
Hingga akhirnya
tubuh Om Danu bergetar hebat diiringi racauan penuh desisan dari
mulutnya. Pertanda Om Danu akan mencapai klimaks aksi sodomi ini. Aku
merapatkan pantatku hingga memberikan jepitan lebih erat lagi atas
batang kontol Om Danu. Dengan diiringi teriakan
“Ahhhhhhhhh…yessssssssssssss”. Kurasakan semburan sperma hangat
memuncrat dari batang kontol Om Danu dan menyembur di dinding lubang
anusku. Hentakan demi hentakan pinggul Om Danu mengiringi semprotan demi
semprotan spermanya. Aku memeluk tubuhnya erat erat sambil menciumi
bibirnya.
Akhirnya kami berdua berpelukan sambil saling pagutan hangat.
Sejak
kejadian itu, Om Danu lebih sering mengajak ketemuan dengan saya di
lapangan tennis. Sesekali dia minta diantar ke luar kota dengan alasan
untuk mengikuti turnamen tennis. Padaha kami berdua cuma menikmati
hubungan sejenis ini di kamar hotel.
OHHHHHHH 083831928582
BalasHapus